
Berita Metropolitan –
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto
menduga, empat rumah sakit di Jakarta yang mengedarkan vaksin palsu
adalah rumah sakit swasta.
Kemungkinan vaksin palsu beredar di
rumah sakit umum daerah sangat kecil karena jalur distribusinya langsung
dari Kementerian Kesehatan.
“Peredaran (vaksin palsu) diduga di
RS swasta, kemungkinan di RSUD sangat kecil karena langsung dari dinas
(kesehatan),” kata Koesmedi saat dihubungi, Senin (27/6).
Lanjutnya,
setelah mengetahui rumah sakit yang diduga mengedarkan vaksin palsu,
Dinkes DKI akan memeriksa dari mana rumah sakit tersebut membelinya.
Seandainya lokasi pembelian mencurigakan, petugas Dinkes DKI akan langsung melaporkan ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan.
“Yang mencurigakan akan diserahkan ke BPOM melalui Dinkes, yang penting kami amankan dulu semua,” ujar Koesmedi.
Di Untuk itu Ahok, sapaan Basuki, telah memerintahkan Dinkes DKI untuk menelusuri dan mengurus dugaan tersebut. “Ada empat (RS), tapi laporannya belum,” kata Basuki saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta. Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek mengecam adanya pemalsuan vaksin yang dapat mengancam kesehatan generasi penerus bangsa. “Kementerian “Jika terbukti fasilitas pelayanan Pada Rabu (22/6), Penyidik Badan Reserse Kriminal Polri mengungkap pembuatan dan peredaran vaksin palsu di Jakarta dan Bekasi. Menurut Mereka Di Bekasi, petugas menangkap tersangka MF sebagai Lokasi Di Mereka dijerat Selain
Untuk mengganti vaksin-vaksin yang disita tersebut, Koesmedi berencana mengalokasikan vaksin gratis yang dimiliki Dinkes DKI.
tempat terpisah, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama telah
mendapatkan informasi empat rumah sakit di Jakarta yang diduga
mengedarkan vaksin palsu.
Kesehatan sangat menentang dan tidak bisa memberi toleransi pemalsuan
obat termasuk vaksin yang berbahaya pada kesehatan,” kata Menteri
Kesehatan Nila Farid Moeloek dalam keterangannya yang diterima
CNNIndonesia.com.
Kemenkes, kata Nila, dalam pengungkapan kasus vaksin palsu bayi di tiga
provinsi yaitu DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, mendukung penuh
penegakan hukum terhadap pihak-pihak yang diduga terlibat dalam produksi
dan distribusi vaksin palsu.
kesehatan terlibat, maka akan diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan
perundangan yang berlaku,” ujar Nila.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Brigadir Jenderal Agung
Setya, tujuh tersangka sudah diamankan dalam perkara ini.
ditangkap di tiga tempat berbeda yakni dua di Jakarta Timur, dua di
Bekasi, dua di Jakarta Selatan, dan seorang tersangka ditangkap di
Tangerang.
penjual vaksin palsu dengan omzet Rp 2,5 juta per minggu. Dari tempat
itu, petugas melakukan pengembangan dan menemukan lokasi lainnya.
berikutnya berada di Kalisari, Jakarta Timur. Petugas menangkap T yang
berpenghasilan Rp6 juta per pekan. Dari sana, penyidik kembali menangkap
S yang juga bertindak sebagai kurir berpenghasilan Rp20 juta per pekan.
tempat selanjutnya, di Bintaro, Tangerang, petugas menangkap AG yang
bertindak sebagai produsen dengan penghasilan Rp17,5 juta per pekan.
Setelah itu, SY yang juga berperan sebagai produsen berpenghasilan Rp25
juta per pekan ditangkap di Bekasi.
Terakhir, di Kemang, Jakarta Selatan, pasangan suami dan istri
berinisial RI dan HI ditangkap. Dari mereka disita alat pembuat kemasan.
Omzet mereka pun mencapai Rp22 juta per pekan.
Pasal 196 junto Pasal 98 dan atau Pasal 197 junto Pasal 106 dan atau
Pasal 198 jo Pasal 108 Undang-Undang 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan
atau Pasal 62 jo Pasal 8 UU 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
perkara tersebut, menurut Agung Setya, tim penyidik Polri saat ini
masih menelusuri peredaran di lima provinsi itu. Namun ia enggan
menyebut lima provinsi tersebut dengan alasan untuk kepentingan
penyidikan
.(cnnindonesia.com)
Source link
0 Response to "GAWAT!! Ahok: Di Jakarta Ada 4 Rumah Sakit Gunakan Vaksin Palsu! Hati-hati!"
Posting Komentar